Merinding, 10 Kisah Horor Jepang dari Lafcadio Hearn

PELANGIQQ - Kwaidan/怪談 adalah buku kumpulan kisah aneh, horor, dan studi filosofi hewan karangan penulis Yunani-Irlandia, Lafcadio Hearn atau Koizumi Yakumo (小泉 八雲). Buku ini dirilis pada Januari 1904, sembilan bulan sebelum kematian Hearn pada September 1904. Tulisan Hearn membuka wawasan Jepang terhadap peradaban Barat.


Dalam Kwaidan, Hearn mengumpulkan kisah-kisah menyeramkan dan aneh dari pelosok Jepang. Konon, beberapa kisah tersebut benar-benar terjadi di Negeri Sakura! Kisah-kisah ini tetap terkenal di Jepang hingga diadaptasi ke film pada 1964 atau ke karya sastra dan video game.

Kamu penyuka horor dan kebudayaan Jepang? Ambil posisi nyaman, inilah  kisah aneh dan menyeramkan yang diambil dari buku Kwaidan karya Lafcadio Hearn!

1. Mimpi Akinosuke


Pada suatu hari di Provinsi Yamato, hiduplah seorang petani bernama Miyata Akinosuke. Di kebunnya, dia memiliki sebuah pohon cedar yang rimbun, tempat dia menghabiskan waktunya tidur siang. Satu hari, setelah dia berbincang dengan temannya, dia pun lelah dan tertidur. Saat bangun, Akinosuke tinggal sendiri!

Datanglah sebuah pawai kerajaan untuk menjemput Akinosuke ke Tokoyo. Sesampainya di Istana Tokoyo, sang raja menjodohkan putrinya dengan Akinosuke! Sesudahnya, Akinosuke pun dikirim ke sebuah Pulau Raishu untuk jadi pemimpin di sana. Mereka hidup bahagia dan memiliki 7 anak. Namun, tiba-tiba, istri Akinosuke jatuh sakit dan wafat.

Dengan sedih, dia pun menguburkan sang istri dan mendirikan sebuah monumen besar untuknya! Beberapa hari kemudian, datang titah sang raja Tokoyo agar Akinosuke kembali ke negerinya. Saat dia pergi dari Raishu, tiba-tiba Akinosuke sadar dan dia terbangun di bawah pohon cedar bersama teman-temannya.


Akinosuke masih ingat dengan mimpinya dan bertanya teman-temannya apa yang terjadi. Mereka berkata Akinosuke baru tertidur sebentar, tetapi ada sebuah kupu-kupu yang hinggap di wajahnya. Lalu, kupu-kupu tersebut terbang ke pohon cedar dan ditangkap oleh semut besar!

Kupu-kupu tersebut lalu kembali ke wajah Akinosuke dan dia pun bangun. Akinosuke dan kawan-kawannya menggali di sekitar pohon cedar dan menemukan "Tokoyo", kerajaan semut besar! Akinosuke juga menemukan Raishu, berikut dengan monumen besar dan peti tanah liat berisi jasad semut betina yang adalah "istri"nya!

2. Kisah Aoyagi


Pada era Bummei (1469 - 1486), hiduplah seorang samurai muda bernama Tomotada. Satu hari, Tomotada diutus oleh daimyo-nya untuk pergi ke Echizen. Namun, sebuah badai melanda dan Tomotada terpaksa mencari tempat bermalam. Dia menemukan sebuah gubuk dan bermalam di sana.

Tomotada bertemu dengan seorang gadis muda bernama Aoyagi dan jatuh cinta padanya. Singkat cerita, Tomotada berhasil meyakinkan ayah dan ibu Aoyagi untuk mempersuntingnya. Dia pun berhasil mendapatkan restu dari sang daimyo untuk segera menikah.

Mereka pun hidup bahagia selama lima tahun. Namun, tiba-tiba Aoyagi menderita sakit dan sekarat. Saat meregang nyawa, Aoyagi pun mengaku kalau dia adalah "nyawa" dari sebuah pohon, dan saat pohon tersebut ditebang, Aoyagi pun mati dan "menghilang". Tomotada sedih lalu beralih profesi jadi rahib.

Saat melewati Echizen, Tomotada teringat dengan rumah Aoyagi. Saat sampai di lokasi rumah Aoyagi, Tomotada terkejut saat menemukan tiga tunggul pohon: dua pohon tua, satu pohon muda. Di masing-masing tunggul, Tomotada mendirikan batu nisan dan melangsungkan ritual agar Aoyagi dan orangtuanya tenang di alam sana.

3. Yuki-Onna


Alkisah di Provinsi Musashi, hiduplah seorang penebang kayu muda bernama Minokichi. Suatu hari, saat dia tengah menebang kayu, badai salju yang dahsyat datang hingga dia terpaksa berlindung di sebuah gubuk dengan teman penebang kayunya yang sudah tua, Musaku. Di tengah dinginnya salju, Minokichi dan Mosaku pun tertidur.

Minokichi terbangun dan melihat seorang perempuan cantik mengembuskan napas dingin dan membunuh Musaku. Saat beralih ke Minokichi, sang perempuan tidak jadi membunuhnya karena dia masih muda. Namun, jika dia berani bercerita ke siapa pun soal kejadian ini, dia pun akan mati juga.


Setelah kejadian itu, Minokichi kembali menjalani hidup. Dia kemudian bertemu dan menikah dengan perempuan cantik bernama O-Yuki, yang berarti "Salju". Mereka hidup bahagia dan dikaruiniai banyak anak. Namun, waktu pun berjalan dan O-Yuki tetap awet muda.

Satu malam saat semua anaknya sudah tidur, Minokichi menceritakan pengalamannya kepada O-Yuki, tentang kematian Mosaku dan tentang wanita salju atau Yuki-onna (雪女). Belum selesai Minokichi cerita, O-Yuki berubah jadi Yuki-onna dan bersiap membunuh Minokichi.

Itulah daku, sang wanita salju! Daku sudah berkata padamu bahwa engkau pasti akan mati jika bercerita tentangku. Tetapi, demi anak kita, daku akan mengampunimu. Jadi, rawat mereka baik-baik. Jika mereka tidak bahagia, daku akan menghampirimu dan membunuhmu!

Sesudah O-Yuki mengatakan hal tersebut, dia menghilang dalam kegelapan malam.

4. Rahasia yang Dibawa Mati


Pada suatu hari di provinsi Tanba, hiduplah seorang pedagang kaya bernama Inamuraya Gensuke. Dia memiliki putri bernama O-Sono yang menikah dengan seorang pedagang kaya bernama Nagaraya. Namun, di tahun ke-4 pernikahan mereka, O-Sono sakit keras dan meninggal dunia.

Sang anak bercerita bahwa O-Sono masih ada di kamarnya. Saat dicek, benar saja, ada hantu O-Sono yang tengah memandangi lemari! Anggota rumah berpikir kalau O-Sono akan tenang kalau seluruh pakaian dan hartanya diserahkan pada kuil. Namun, hantu O-Sono tetap muncul dan membuat takut seisi rumah. Login PelangiQQ

Jadi, mereka meminta pada seorang rahib untuk mengusir O-Sono. Sang rahib berkata kalau ada sesuatu di dalam lemari tersebut yang membuat O-Sono tidak tenang. Jadi,dia menggeledah lemari tersebut. Setelah sekian lama mencari, sang rahib menemukan sebuah surat milik O-Sono!

Sang rahib kemudian berjanji pada hantu O-Sono akan membakar surat tersebut. Sejak saat itu, hantu O-Sono tidak terlihat lagi. Surat itu ternyata adalah surat cinta milik O-Sono saat dia masih belajar di Kyoto dulu. Namun, apakah isi surat tersebut? Hanya O-Sono dan rahib tersebut yang tahu!

5. Nukekubi


Alkisah, hiduplah seorang samurai bernama Isogai Heidazaemon Taketsura. Namun, setelah daimyo-nya wafat, Isogai beralih profesi jadi rahib dan mengubah namanya jadi Kwairyo. Dia pun pergi mengembara untuk menyebarkan ajaran Darma.

Satu hari, saat dia ingin tidur di samping sebuah jalan, seorang penebang kayu melihatnya dan menawarkannya untuk bermalam di gubuknya. Kwairyo pun setuju dan mengikuti sang penebang kayu. Di gubuk sang penebang kayu, dia melihat bahwa sang penebang dan keluarga amat sopan.

Saat ditanya, mereka ternyata dulunya adalah seorang bangsawan yang tamak. Namun, musibah menimpa mereka dan sekarang mereka pun jatuh miskin. Jadi, mereka berusaha untuk berbuat darma. Kwairyo pun terharu dan berjanji untuk membacakan sutra untuk mereka.

Malam pun tiba. Kwairyo haus setelah merapal sutra dan ingin mengambil air. Saat dia membuka pintu kamarnya, betapa terkejut dia menemukan tubuh sang penebang kayu dan anggota keluarga lainnya tanpa kepala! Dia melihat lima kepala tersebut melayang di luar gubuk dan langsung tahu kalau dia tengah menghadapi nukekubi (抜け首).


Singkat cerita, Kwairyo berhasil mengalahkan para nukekubi dan membunuh kepala sang penebang kayu. Namun, kepala sang penebang kayu mengigit lengan jubah Kwairyo dan tidak bisa dilepaskan. Jadi, Kwairyo tetap pergi bersama kepala nukekubi tersebut, pemandangan yang bikin takut banyak orang.

Bahkan, Kwairyo pun sempat dituduh sebagai pembunuh dan hampir dieksekusi mati! Untungnya, kepala sang nukekubi dapat diketahui dari tanda di belakang tengkuk lehernya. Dan, Kwairyo mengaku kalau dia adalah mantan samurai! Dia pun dilepaskan dan kembali mengembara.

Namun, satu hari seseorang penjahat membeli kepala nukekubi berikut jubah rahib dari Kwairyo untuk mendongkrak reputasinya. Tetapi, saat sang penjahat tahu akan cerita kepala tersebut, dia takut dan kemudian menguburkan kepala nukekubi. Tak lupa, dia melakukan segaki agar kemalangan tak menimpanya.

6. Mujina


Pada suatu malam, seorang pedagang laki-laki tengah berjalan di Akasaka menuju Edo. Di malam hari, jalan tersebut jadi amat angker karena tak ada pencahayaan dan tak seorang pun berani melewatinya. Sang pedagang kemudian melihat seorang perempuan tengah berjongkok dan menangis.

Tergerak hatinya, dia kemudian mencoba menghibur sang perempuan. Sang perempuan lalu berdiri, dan saat dia menghadap, sang pedagang amat terkejut melihat wajah sang perempuan yang tak memiliki mata, hidung, atau mulut! Jadi, dia pun mengambil langkah seribu di tengah kegelapan malam.


Sang pedagang pun melihat sebuah secercah cahaya dari gerobak mi soba. Lega, dia pun menghampiri sang penjual soba yang terkejut dengan sang pedagang. Melihat sang pedagang terengah-engah, sang penjual soba bertanya mengapa dia berlari ketakutan.

Sang pedagang pun menceritakan semua hal yang dia lihat, tentang perempuan tak berwajah tersebut. Dia tak dapat menceritakan bagaimana rupa perempuan tersebut. Sang penjual soba lalu berkata,

"Oh, apakah muka sang perempuan itu seperti ini?"

Sang penjual soba pun mengusap wajahnya, dan wajahnya berubah tak bermata, berhidung, dan bermulut!

7. Jikininki


Alkisah, seorang rahib bernama Muso yang tengah mengembara di pegunungan daerah Mino. Tidak mendapat tempat bermalam, dia melihat sebuah gubuk yang dihuni oleh seorang rahib tua. Namun, sang rahib tua menolak Muso, dan mengatakan kalau dia sudah hampir mencapai desa.

Benar saja, Muso sampai di sebuah desa untuk bermalam. Namun, ternyata di desa tersebut, ada tradisi jika ada seseorang yang meninggal, maka desa tersebut harus kosong atau akan ada musibah yang menimpa! Sebagai rahib, Muso tidak takut dan bersikeras akan melakukan ritual untuk sang mayat.

Saat dia tengah melakukan ritual, muncul lah sebuah makhluk tak berbentuk. Makhluk tersebut memakan sesajen berikut dengan mayatnya! Muso menyaksikan semuanya namun tak dapat berbicara apa lagi bergerak. Pagi pun datang, dan Muso menceritakan hal ini kepada penduduk desa. Mereka tak terkejut.


Muso pun bertanya mengapa mereka tidak mengundang rahib tua di gunung untuk melakukan ritual. Barulah mereka terkejut! Mereka tidak tahu bahwa ada rahib tua yang tinggal di gunung. Jadi, Muso berpamitan untuk kembali mengembara. Sebelumnya, dia kembali ke gubuk sang rahib tua.

Kali ini, sang rahib tua mengizinkan Muso masuk. Mengejutkannya, sang rahib tua meminta maaf dan mengaku kalau ialah sosok tak berbentuk itu, yang kemudian disebut hantu pemakan manusia atau jikininki (食人鬼). Konon, semasa hidupnya, sang rahib tua amat serakah, sehingga saat mati, dia dikutuk jadi jikininki.

Sang rahib memohon agar Muso melakukan ritual segaki (施餓鬼) agar arwah sang rahib tua tenang dan tidak jadi jikininki lagi. Sesudah selesai, Muso melihat bahwa dia duduk di rerumputan. Gubuk dan sang rahib tua pun menghilang, hanya tersisa batu nisan dan reruntuhan gubuk tersebut.

8. Kisah O-Tei


Pada suatu hari, di kota Niigata, hiduplah seorang laki-laki bernama Nagao Chosei. Dia telah dijodohkan dengan seorang perempuan bernama O-Tei. Namun, di usia ke-15, O-Tei menderita sakit hingga sekarat. Saat sakratulmaut, O-Tei berkata bahwa dia akan bertemu kembali dengan Nagao di kehidupan nyata.

Meskipun begitu, Nagao kembali menikah dengan perempuan pilihan orangtuanya. dia pun mulai melupakan O-Tei. Naasnya, musibah menimpa Nagao hingga dia kehilangan orangtua, istri, dan anaknya! Jadi, Nagao merantau untuk menghilangkan kesedihannya.


Di satu kota, dia melihat seorang gadis yang benar-benar mirip dengan O-Tei yang tengah melayaninya! Karena penasaran, Nagao bertanya kepada sang gadis mengenai dirinya. Tiba-tiba, dengan suara parau, sang gadis berkata,

"Namaku O-Tei dan engkau adalah Nagao Chosei dari Echigo, calon suamiku. Tujuh belas tahun lalu, daku meninggal di Niigata, dan engkau berjanji akan menikah denganku jika daku kembali ke dunia ini dalam tubuh seorang perempuan. Janji itu terpatri serta tersegel dengan materai dan engkau meletakannya di samping nisan berukirkan namaku. Oleh karena itu, daku kembali."

Setelah mengutarakan hal-hal ini sang gadis pun tak sadarkan diri. Akhirnya, Nagao menikahi sang gadis dan hidup bahagia. Namun, saat ditanya mengenai O-Tei dan peristiwa menyeramkan tersebut, sang gadis tidak dapat ingat apa-apa.

9. Oshidori


Pada suatu hari, hiduplah seorang pemburu bernama Sonjo. Konon, dia tidak mendapat buruan apa pun untuk dimakan. Lalu, dia melihat sepasang bebek oshidori (鴛鴦) tengah berenang di Sungai Akanuma dan membunuh salah satu oshidori jantan. Sang oshidori betina lolos dan melarikan diri.

Jadi, Sonjo pulang dan menyantap oshidori jantan tersebut. Namun, malamnya, dia bermimpi didatangi oleh seorang perempuan yang sedih. dia menyalahkan Sonjo karena telah membunuh suaminya! Perempuan tersebut berseru,

Oh, kamu tidak tahu apa yang telah kamu perbuat! Tetapi, besok, pergilah ke Akanuma. Kamu akan tahu. Kamu akan tahu!"

Sonjo bangun dan dia amat gelisah karena mimpinya. Jadi, dia berangkat ke Sungai Akanuma lagi. dia melihat oshidori betina yang kemarin. Bukannya kabur, dia menghampiri Sonjo. Dengan paruhnya, sang oshidori membunuh dirinya sendiri dan mati di hadapan Sonjo! Akhir cerita, Sonjo berhenti jadi pemburu dan mengabdikan diri jadi rahib.

10. Hoichi yang Tak Bertelinga


Alkisah, hiduplah seorang pemain biwa atau biwa hoshi (琵琶法師) tunanetra bernama Hoichi di Kuil Amidaji. Konon, dia ahli dalam merapal Kisah Heike tentang kejatuhan Kaisar Antoku, yang dikuburkan di Kuil Amidaji. Saking ahlinya, permainan Hoichi dapat membuat para iblis meratap!

Satu malam, Hoichi dijemput oleh seorang "samurai". Di hadapan para "daimyo", Hoichi merapal Kisah Heike dan penampilannya sukses. Jadi, tiap malam dia dijemput. Sahabat Hoichi dan rahib di Kuil Amidaji curiga dan mengutus orang mengikuti Hoichi.

Mereka terkejut saat Hoichi sedang bermain biwa seperti orang kesurupan di kuburan Amidaji! Di sekeliling Hoichi, terlihat "api iblis" yang menikmati permainan Hoichi. Langsung saja, Hoichi dibawa kabur dan setelah dia sadar, dia pun baru tahu kalau yang selama ini menyuruhnya adalah setan!

Namun, karena dia sudah tahu, sang rahib takut kalau Hoichi akan dibunuh oleh para setan. Jadi, dia melukiskan Sutra Hati di seluruh tubuh Hoichi. Dengan begitu, setan tidak bisa melihat Hoichi. Hanya saja, sang rahib terburu-buru dan melupakan kedua telinga Hoichi.


Jadi, malamnya, sang setan benar-benar datang untuk menjemput Hoichi yang duduk diam agar tidak ketahuan. Marah karena tak ada jawaban dari Hoichi, sang setan hanya bisa melihat sepasang telinga Hoichi. Daftar PelangiCuan

"Biwa-nya ada; tapi dari sang pemain biwa hanya dua telinga yang terlihat! Dia tidak punya mulut untuk menjawab. Sekarang, untuk tuanku, telinga ini akan kuambil, sebagai bukti bahwa perintah agung telah dipatuhi."

Jadi, sang setan langsung merobek telinga Hoichi dan dibawa pergi! Meskipun takut dan dilanda rasa sakit yang luar biasa, Hoichi tak bergerak semalaman dengan darah mengalir dari sisi kepalanya.

Paginya, sang rahib mengetahui hal tersebut dan meminta maaf pada Hoichi. Namun, setelah kejadian tersebut, Hoichi langsung menjelma jadi musisi biwa profesional! Namanya pun disebut dikenal sebagai "Hoichi yang Tak Bertelinga" (耳なし芳一).






Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.